Senin, 09 Mei 2011

Maksimalkan Fungsi Matik

Wadah Dit







Selain dapat memperpanjang umur pakai, penggunaan transmisi otomatis dengan cara yang benar juga bisa dimanfaatkan untuk melakukan berbagai langkah antisipasi terhadap beragam kondisi sesuai kebutuhan. Baik di jalan raya maupun di area parkir. Sehingga perjalanan Anda pun lebih aman dan terhidar dari bahaya kecelakaan.

Bagi yang tak biasa pada awalnya, pengoperasian transmisi otomatis memang terasa aneh jika dibanding mobil manual. Tapi jika sudah terbiasa, Anda bisa memaksimalisasi fungsinya untuk memudahkan saat mengemudi.

1. Perpindahan tuas
Umumnya, mobil bertransmisi otomatis telah dilengkapi pengaman untuk melakukan perpindahan tuas transmisi. Baik dengan menginjak pedal rem atau menekan tombol pada tuas terlebih dahulu.

Misalnya untuk memindah tuas dari posisi P ke posisi lainnya. Atau saat perpindahan dari maju (D) ke mundur (R) atau sebaliknya. Yang perlu diingat saat perpindahan posisi tuas ini adalah memastikan mobil sudah benar-benar berhenti.

Hindari menginjak pedal gas hingga putaran mesin tinggi pada kondisi netral (N) dan langsung memindah tuas ke salah satu posisi gigi (D, 3, 2, L atau 1). Hal itu dapat menyebabkan rangkaian kopling matik dalam girboks rontok karena tenaga mesin tersalur secara mendadak ke transmisi.

2. Pemilihan gigi
Karena cenderung membuat pengendara lebih nyaman dan rileks dalam mengemudi, umumnya pengendara mobil matik jarang memanfaatkan gigi lain (1 atau L, 2 dan 3). Hanya menggunakan posisi D untuk semua kondisi jalan.

Padahal untuk melahap jalan menanjak, jauh lebih efisien jika Anda menggunakan gigi rendah. Putaran mesin terjaga dan Anda tak perlu menunggu kickdown. Sehingga memudahkan Anda berakselerasi atau menjaga kecepatan.

Begitu pula di jalan menurun. Dengan menggunakan gigi lebih rendah, efek engine brake yang diperoleh lebih besar ketimbang membiarkan tuas di posisi D. Pengendalian pun lebih terjaga.

Menghadapi tikungan beruntun, Anda bisa menurunkan tuas 1 atau 2 step dari posisi D. Cara itu bisa memudahkan pengendalian Anda untuk melahap tikungan berikutnya. Soalnya putaran mesin terjaga dan akselerasi instan bisa diperoleh setiap saat bila diperlukan.

Untuk menyalip dengan posisi D, bisa dengan menekan pedal penuh dan menunggu kickdown. Namun dengan menurunkan tuas atau mematikan tombol overdrive (O/D), tentu akselerasi yang dibutuhkan lebih instan.

Andai Anda melaju dengan kecepatan tanggung dan transmisi seakan bingung karena bolak-balik memindah gigi, Anda tinggal menurunkan gigi 1 step. Dengan cara itu dapat mencegah kerusakan komponen girboks.

Jika transmisi matik mobil Anda dilengkapi mode Sport, bisa dimanfaatkan saat Anda hendak menyetir di pegunungan atau melaju kencang. Pada mode Sport ini perpindahan gigi dilakukan pada putaran mesin tinggi dari mode normal.

Tentu lebih boros bbm, tapi pengendalian makin presisi. Bisa juga digunakan untuk melahap jalan berliku. Sedang mode Economy digunakan jika sedang melaju konstan untuk menghemat bbm.

Transmisi matik dengan Tiptronic atau sejenisnya, bisa lebih memudahkan penggunanya. Dengan tersedianya pilihan (+) dan (-), perpindahan gigi bisa dilakukan lebih akurat dan cepat, sesuai kebutuhan karena dilakukan secara manual. Mode ini bisa digunakan di jalan pegunungan atau saat Anda membutuhkan akselerasi cepat.

Berbeda dengan transmisi manual, pada transmisi matik Anda tidak perlu mengurut penggunaan gigi mulai dari yang terendah hingga tertinggi. Hal ini sering terjadi pada pengemudi pemula. Misalnya, pengemudi memposisikan tuas L atau 1 pada saat start. Begitu mencapai kecepatan tertentu kemudian digeser ke 2, 3 hingga D.

Padahal faktanya, walau posisi tuas berada di D, ketika bergerak dari kondisi berhenti selalu dimulai dari posisi terendah yaitu 1 atau L.

3. Overdrive
Pada beberapa mobil bertransmisi otomatis – biasanya mobil Jepang - juga dilengkapi tombol overdrive (O/D). Dengan mengaktifkan overdrive, Anda akan melaju dengan menggunakan gigi tertinggi.

Dengan cara ini pula penggunaan bahan bakar menjadi lebih efisien saat melaju konstan. Hal itu karena putaran mesin menjadi lebih rendah pada kecepatan tinggi.

Saat tombol diaktifkan, transmisi akan memindah gigi bila telah mencapai kecepatan tertentu. Biasanya antara 50-60 km/jam, tergantung bobot muatan yang diangkut. Ketika melaju dengan kecepatan konstan di jalan bebas hambatan, sebaiknya aktifkan tombol overdrive.

Namun fasilitas ini sebaiknya tidak digunakan di jalan pegunungan atau perkotaan. Karena dengan putaran mesin terlalu rendah akan mengurangi kecepatan berakselerasi. Anda juga bisa menonaktifkan overdrive jika membutuhkan engine brake di jalan menurun.

4. Shift lock
Beberapa mobil matik menyediakan fitur ini pada transmisinya. Anda bisa memanfaatkannya ketika parkir. Shift lock digunakan agar Anda dapat memindahkan posisi tuas transmisi dari P (Park) ke N (Neutral) dengan kunci kontak tercabut.

Ada beberapa cara untuk mengaktifkan shift lock. Misalnya Honda yang perlu memasukan anak kunci kontak di lubang di sebelah tuas transmisi untuk membuka shift lock.

Sedang di Nissan dilakukan dengan menarik tombol di dasbor. Namun prinsip kerjanya sama, yaitu memotong fungsi pengunci di tuas persneling yang didorong oleh sebuah solenoid – yang dalam kondisi mesin hidup terbuka dengan cara menekan pedal rem.

Yang perlu diingat, sebelum memanfaatkan shift lock ketika parkir paralel, pastikan lahan parkir rata. Sehingga mobil tidak bergerak setelah Anda tinggalkan. Andai ada kemiringan, beri pengganjal pada salah satu roda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar