Kamis, 13 Januari 2011

Wadah Dit

AKU PERCAYA
Ku biarkan diriku berdiri dengan nafasku seadanya..
Bersama dengan mimpi..
Bersama dengan harapku..
Bersama dengan semua..
Yang mungkin hanya menjadi sia-sia..

Ku biarkan diriku termenung dengan tatapan yang tertuju..
Bersama gemercik air..
Bersama sang semilir..
Bersama dengan sehelai rasa..
Yang mungkin hanya menjadi lipatan yang akan terbuang...

Aku menjadi buas yang terdiam..
Seperti embun yang perlahan memuai..
Memuai di atas rumput pagi tertutup kabut...
Tak mampu memancarkan kilauan indahnya....

Aku tahu ragaku ikut rapuh..
Layaknya hanya tanah yang mencintai langit..
Tak pernah bisa tersatukan..
Tak pernah mampu bersentuhan..

Namun ku terus saja percaya...
Cinta mampu menggapai langit..
Walau tak seutuhnya tersentuh..
Walau tak pernah ada keabadian..

Aku Percaya...
Kebodohan mengajarkanku banyak hal..
Kesalahan memberikanku jawaban..
Dan aku hidup berawal dari keduanya..

Aku percaya..
Akan diriku sendiri yang lemah..
Akan diriku sendiri yang tersungkur..
Semua akan menjadi berbalik arah..

Aku juga akan selalu percaya..
Mimpiku tak hanya berhenti disini...
Walau sulit untukku menggapainya...
Walau tak mudah untuk menjalani hari..

Kini Ku biarkan diriku percaya..
Perubahan akan menuntunku..
Bersama Sang Penciptanya..
Yang akan selalu memberiku jalan..

Kini kubiarkan diriku tersenyum..
Baru saja aku merasakan kembali nafasku..
Baru saja aku meresapi sebuah kedamaian..
yang membuatku melupakan semua pilu..

Dan aku..
Harus Selalu percaya..
Kesedihan hanya akan ku rasakan sesaat...
Kesedihan hanya akan hilang dalam waktu yang singkat...
Akan Ku ubah menjadi kebahagiaan yang ikhlas..
Karena Aku Percaya..




Kenangi Aku Di Sukma

Lukis aku di langit-langit hatimu,
bukan dengan sebilah kuas kecil,
tapi dengan ujung lentik jarimu.
Bukan dengan tinta aneka warna,
tapi dengan rona merah bibirmu.

Lukis aku di langit-langit hatimu,
agar ketika kau pejamkan mata,
senyumku masih bisa kau lihat.
Agar ketika dingin menjeratmu,
aku bisa hangatkan jiwa sepimu.

Lukis aku di langit-langit hatimu,
agar pertama yang kau pandangi,
saat bangun dari pulas tidurmu,
hanya salam dan sapa indahku,
yang membarakan awal harimu.

Lukis aku di langit-langit hatimu,
agar ke manapun kakimu berpijak,
aku selalu menyertai langkahmu,
menemani setiap gundah jiwamu,
walau jasad ini tiada bersamamu.

Lukis aku,
agar kau tak melupakanku,
agar aku selalu membayangimu,
karena aku telah melukismu,
di setiap sudut dalam sukmaku...



Luka Cinta Ku

Aku disini terdiam
Tersentak tanpa kata
Seakan dunia gelap oleh kabut
Seolah cahaya hilang di telannya ..

Ku mencintai bukan membenci
Ketika ku coba untuk memahami
Arti cinta sebnarnya
Tapi kenapa hanya luka yang ku dapati ..

Kini ku coba untuk merajut kembali sehelai demi sehelai
Ketika rajutan itu akan utuh kau hancurkan dengan
Dengan sebuah silet tajam
Kau sayat seolah kau tak mempuyai rasa n hati ..

Aku hanya bisa terdiam melihatnya
Seakan pasrah dengan semua
Karna ku mencintai
Bukan ,aku yang di cintai ..

Semoga kau bahagia
Dengan luka ku ini
Semoga kau tenang
Dengan pederitaan hatiku ini ..

Sesungguhnya TUHAN melihat
Mendengar
Dan merasakan
Apa yg kurasa
Dia tak diam
Tapi dia selalu mendengar do’a ku ..

Suatu saat kau akan tau
Arti cinta sebenar nya ..


Ketika Puisi Tak Mampu Lagi Memberi Makna

akhirnya saat-saat indah itu datang juga
sudah begitu lama suasana ini aku nanti
kami habiskan waktu berlama lama
gurauan yang berwarna warni silih berganti
terkadang mengombang ambing perasaan di hati

tahukah kau ....
dimanakah gerbang sekolah itu berada
tahukah kau ....
dimanakah taman di dalam impian itu berada
tahukah kau ....
ketika puisi tak mampu lagi memberi makna
hanyalah judul tanpa kata
sebagai ungkapan setengah keputusasaan
seorang manusia
....................
 sumber _Okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar